Selamat datang di Sajak Sahabat, Sebuah Coretan Kecil Tentang Mimpi dan Kehidupan

Monday 21 May 2012

Burung, Monyet dan Siput

Di sebuah hutan, tinggallah seekor
burung, monyet, dan siput. Setiap pagi burung berkicau merdu,
terbang ke sana kemari. Dia bebas mengepakkan sayapnya dan
menjelajahi seisi hutan itu. Dia terlihat begitu bahagia. Si monyet pun
demikian, ia tampak begitu lincah. Melompat dari satu pohon ke
pohon lainnya. Hidupnya terlihat begitu mengasyikkan.
Lain halnya dengan siput, ia memandang iba pada dirinya sendiri. Dia
menangisi dirinya yang terlahir tanpa sayap seperti yang burung
miliki, dia menyayangkan dirinya yang tidak tercipta selincah monyet.
Setiap hari siput hanya berdiam diri, meratapi nasib dan sesekali
memandang indahnya hidup burung dan monyet.
Hingga kemudian, di suatu pagi…
Sang burung datang mengepakkan sayapnya sampai terengah-
engah. Dia tampak begitu panik dan khawatir. Monyet yang merasa
heran melihat tingkah burung yang berbeda dari biasanya pun
menyapa burung seraya bertanya,
"Hai burung, ada apa? Mengapa kau terlihat begitu panik?"
"Hei monyet, aku mendengar berita buruk. Ada sekelompok manusia
yang hendak menangkap semua hewan di hutan ini untuk
diperjualbelikan."
Siput yang turut mendengar jawaban dari burung tersentak, "hah,
apa aku termasuk salah satu hewan yang akan di tangkap itu?"
"Ya siput, semua hewan termasuk kau!"
"Lantas kau mau pergi ke mana burung?" tanya monyet.
"Aku ingin terbang sejauh mungkin sampai mereka tak bisa temukan
aku."
"Baiklah aku juga ikut bersamamu, aku akan melompat dari satu
pohon ke pohon lain sampai di tempat yang kurasa mereka tak
dapat menemukanku"
Burung dan monyet bergegas pergi. Siput semakin menciut karena
ia sadar bahwa dirinya tak dapat ikut bersama mereka. Lantas
siput berteriak, "Hei, bagaimana denganku? Aku tak bisa terbang
dan melompat. Apa yang harus kulakukan agar selamat? "
"Kau punya cangkang kawan!" jawab burung singkat lalu
meneruskan perjalanannya.
Siput tertegun mendengarnya.
"Cangkang?! Cangkang?!" pikirnya melambung.
"Ya kau benar kawanku, aku punya cangkang." Ucapnya lirih. Sang
siput pun segera bersembunyi di dalam cangkangnya.
----------
Saudaraku…
Betapa sering perhatian kita terpusat pada apa yang tidak kita
miliki, sehingga kita lupa bersyukur atas apa yang telah kita miliki.
Betapa sering perhatian kita terpaut pada kekurangan yang ada
pada diri, sehingga kita lupa bahwa ada kelebihan yang harus di
sikapi dan di syukuri. Kita sibuk menghitung-hitung bahkan
membangga-banggakan kelebihan dan kehebatan orang lain hingga
mengerdilkan bahkan merendahkan diri sendiri.
Tidak perlu kau membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain.
Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Allah Maha Adil, sobat. :)
Sekarang baliklah semua inti perhatianmu…
Mulailah untuk memperhatikan apa yang sudah kau miliki, kemudian
syukuri!
Mulailah untuk memperhatikan kelebihanmu, kemudian sikapi dan
syukuri!


Source : www.dakwatuna.com
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...